Cari Blog Ini

Senin, 19 Mei 2025

ULAH HAYANG MULYA NYARANDE : Piwuruk Teh Haji Iis Aisyah Padayungan


Ulah Hayang Mulya Nyarande

(Jangan Ingin Dimuliakan dengan Menumpang)

Dalam momen-momen khusus seperti saat memberi amanat pada acara reuni, pertemuan alumni, atau haul di pesantrennya, Teh Haji Iis Aisyah Jarnuziyyah pernah menyampaikan satu petuah pendek tapi penuh makna:

“Ulah hayang mulya nyarande.”

Sebuah kalimat sederhana dalam Bahasa Sunda, namun mengandung pesan mendalam tentang harga diri dan kemuliaan sejati.

Makna di Balik Piwuruk

“Ulah hayang mulya nyarande” berarti jangan berharap mendapatkan kehormatan hanya karena menumpang nama orang lain—baik itu orang tua, keluarga, jabatan, ataupun kekayaan. Kita tidak boleh merasa pantas dihormati hanya karena kita anak seorang ustadz, anak tokoh, pejabat, atau berasal dari keluarga terpandang.

Kehormatan sejati tidak datang dari silsilah. Walaupun orang tua kita orang besar, ulama, atau tokoh penting, itu tidak otomatis menjadikan kita mulia di mata orang lain.

Kita harus mampu membangun kemuliaan dengan usaha sendiri. Akhlak, tanggung jawab, dan dedikasi kitalah yang akan menentukan seberapa besar kita dihargai oleh lingkungan.

“Mulya ku lampah, lain mulya ku turunan.”

Kemuliaan dalam Pandangan Islam

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”  (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menjadi bukti bahwa kemuliaan tidak ditentukan oleh keturunan, harta, atau jabatan, tapi oleh ketakwaan dan amal perbuatan.

Nabi Muhammad SAW juga bersabda:

“Barang siapa yang lambat amalnya, maka nasabnya tidak akan mempercepat derajatnya.”  (HR. Muslim)

Kedua dalil ini mengajarkan bahwa untuk menjadi mulia, kita harus berusaha sendiri—bukan bergantung pada siapa orang tua kita atau dari mana asal kita.

Kemuliaan yang Kokoh Datangnya dari Diri Sendiri

Kemuliaan yang hanya bersandar pada nama besar akan mudah runtuh. Sebaliknya, kemuliaan yang tumbuh dari akhlak dan amal perbuatan akan kuat dan bertahan lama.

Sebagaimana pernah disampaikan oleh Teh Haji  Aisyah :

“Kamulyaan nu nyarande mah sok gampil ragrag. Tapi kamulyaan tina hasil usaha sorangan mah kuat, langgeng, jeung dipikahormat ku jalma sabudeureun.”

Penutup

Petuah ini mengajak kita untuk hidup dengan prinsip, bukan gengsi. Menjadi pribadi yang rendah hati, berakhlak baik, dan bertanggung jawab atas diri sendiri jauh lebih berharga daripada sekadar menumpang nama keluarga.

Karena pada akhirnya, yang akan kita bawa bukan nama orang lain, tapi amal dan perbuatan kita sendiri.

Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi pribadi yang tidak hanya mulia di mata manusia, tapi juga di hadapan Alloh SWT. Aamiin.

---

Disusun oleh :

Admin °Rz°


Ikuti Media Sosial

PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWAR JARNAUZIYYAH :

🟥 YouTube | 📸 Instagram | 🎵 TikTok | 📘 Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ULAH HAYANG MULYA NYARANDE : Piwuruk Teh Haji Iis Aisyah Padayungan

Ulah Hayang Mulya Nyarande (Jangan Ingin Dimuliakan dengan Menumpang) Dalam momen-momen khusus seperti saat memberi amanat pada acara re...